berlutut, membuang segala kemanusiawian
sebab rasa yang terasa dan waktu yang berlalu
disudut jalan, terlepaslah genggaman
mimpi dan cita yang mulai layu
atau memang sudah hilang
sejak kapan melayang
mengapa tak beri tanda dan sejenisnya
mungkin kebodohan dan ketulusan yang ada
meraih, berjuang, bersahabat dengan waktu
bukankah cukup untuk menyingkirkan batu
semesta sedang berselisih, bisa saja begitu
keadaan yang tanpa asih, menjadi titik acu
tinggallah perih pada langit tak berujung
dendam dan amarah entah kapan tergulung
kini sisa kenangan yang tergantung
bisakah kasihku dan kasihmu masih terhubung
Yogyakarta, 04 10 '17
Tentang kasih seorang wanita
Wahda Mahrina Ayu Bidari