T untukmu

permulaan dari segala hati
dari semua yang terasa hingga mati
luruhku jauh kedalam sepi
kian kemari tanpa henti
berhenti; sejenak untuk bermimpi

masih saja terus memuja untuk sekian hari yang terberi tanpa kau sengaja, berdiri di sini dan menatapmu, aku selalu merasa kaulah yang memberi hati padaku. dengan hati ini aku bernafas, dengan hati ini aku tersenyum, dengan hati ini aku melangkah perlahan. dengan hati ini kuucap kasihku padamu.

mahkota yang tersemat  lepas tanpa ingin
gemuruh itu saat mempersembahkannya
sadar lelah menanti perlahan
masih berpijak tegar karena kenangan

ya, untukmu yang membuka hatiku dan akan selalu kutepati.

"Rastna"

matamu

aku melihatmu dari dalam sini. dan kamu lari tanpa alasan. aku tahu itu matamu, mata yang kunantikan. tetapi tenanglah, matamu masih terjaga dari mataku

10 Jun '92

Iya, akan Kucoba

aku mencoba keberanianku s, menantang perasaanku untuk melihatmu, hanya untuk merasakan perasaanku. jauh dari pelarian yang kulakukan selama ini. warna dimataku ini s. akan kupastikan kamu melihatnya. melihat apa yang kulihat. aku tak memintamu untuk merasakan apa yang kurasakan. cukup melihat.

10, jun '92

tanyakan

aku akan menanyakan apa arti penghancuran yang kau lakukan. ini adalah sebuah kehancuran perlahan yang sempurna untuk hati sepertiku. nanti nanti dan nanti saat matamu ada di mataku. saat aku tau tekstur dunia apa yang kau pasang. nanti nanti dan nanti. aku bersabar untuk kehancuran

Terengah

bertahan dengan segala nafas yang tersisa, bungaku perlahan menghitam dengan indah. ini adalah kekuatan terhebat yang nyata dalam sejarah penciptaan. senyum sinis tanpa luka hanyalah bukti bahwa semua ini adalah penghancuran. gelap tanpa terang yang tersisa, masih saja bersemayam abadi dalam benak suci yang terlindungi. terengah dan terbuang. tak berguna. tapi sekali lagi tertegas inilah bentuk pertahanan yang sempurna. tanpa kurang namun letih. kedipan mata, helaan nafas, setiap langkah. dalam keheningan sakral kegelapan. semuanya terang kecuali gelap dalam terang. menusuk keji tulang rusuk pada kedinginan tertinggi. kembali terengah, memejam sesekali, mengumpulkan satu demi satu apa yang disebut kesatuan. mengedip lagi. menghela lagi. melangkah lagi. dan TERENGAH!