Untuk setiap
tatapan yang penuh kerinduan dalam kenangan, dengan hanya mengagumi ataupun
dikagumi. Ada batas di sana. Yang harus tak terlanggar untuk sebuah kemauan. Merasa
rendah, hina, dan beribu rasa kelemahan yang pernah ada. Menenangkannya dengan
kenangan. Ya kenangan.
Bahwa pernah
berada dalam dekapannya, peluknya. Pernah dirindukan bahkan merindukan. Pernah merasakan
ketulusan yang tak berarti untuk sekarang. Wahai Adam, kamu indah dan selalu
indah. Terus bersinar tanpa mengeluh dan merasa lelah saat berhadapan. Sekali saja.
Cukup untuk terlihat lemah dihadapan mata yang terlalu gelap. Mata yang terlalu
dalam bahkan untuk melihat. Cukup dengan merasakan dalam-dalam bahwa pernah di
suatu waktu bersama. Cumbu dan rayu. Yang cukup di ambang batasnya.
Menggebu-gebu
tak tertahan. Ingatlah dengan segala nada manja nan syahdu. Indah pada saatnya
bukan? Bentuk perhatian yang sebenarnya adalah kasih, satu hal yang tersadar
jauh setelah waktu membuat kenyataan. Dialah Adam.
Untuk pengingkaran
yang terjadi maka maafkanlah. Untuk segala yang terputuskan maka mengertilah. Untuk
semua kenangan yang pernah tercipta bersama maka berbahagialah.
Memastikan segala
bentuk kedamaian karena telah dipertemukan adalah satu-satunya jalan untuk
menjaga mimpi masing-masing tetap utuh. Segala bentuk pujian tiada sebanding
dengan doa yang menginginkan semata kebahagiaan. Senyum Adam.