Memulai dengan seteguk kecupan bahwa jantung pada otak ini akan
berhenti berdetak, berat dan menyakitkan
Rongga-rongga ini sadar pada konsekuen yang sedang dijalaninya
Kepedulian yang seiring dengan kesendirian membunuh satu per satu
pembuluh yang masih berjuang untuk menyebar
Demi sepucuk nafas yang kusebut tertatih, terjulurlah ujung jari untuk
meraih walau gagal
Menunduk dan menggeleng, masih mencari dan berdiam seperti batu
Kuat namun rapuh
Lalu apalagi yang akan menjadi alasan dimana kamu akan benar
Ini mutlak kesalahan, tak benar tapi masih berlaku padamu
Terlebih untuk yang menertawakan seonggok daging yang sudah setengah
jalan ini
Berputar-putar bak roller
coaster yang tak pernah tahu bagaimana untuk berhenti
Tertawalah angin dan hujan, ingin menyentuh? aku lebih memilih untuk
terkurung dalam beton tanpa ventilasi
Sesak, penat dan tanpa jeda