Yang akan disetiap malamnya mengingatmu tanpa
kurang, bulan malam ini berkabut, sama seperti sebuah tempat untuk
menyaksikanmu. Masih sempurna. Kodrat sejati yang sulit untuk diubah. Mengikutinya
dengan lemah. Menyapamu dengan senyum ikhlas meski bagian kanan atas ini sudah
menjerit dan berteriak untuk berhenti karena perih. Nafas dalam bereduplikasi
dengan sempurna, seperti proses-proses kebahasaan maya seperti angin sejuk
malam ini. Sempurna dan tertatih namun tetap berusaha.
Oktober 22, 2013
Oktober 15, 2013
Angin Gilaku
Ada suatu
kesempatan pada setiap kehidupan ketika zat konyol yang kusebut kelelahan
menghampiri dengan tawa gelinya.Saat dimana siklus helaan bereaksi negatif
dengan sapaan dan lingkungan. Itulah keadaan yang terprogram kuat namun pasti
hingga mengundang ketertarikanmu. Dengan segala bentuk sapaan hipnotis dari
angin sepertimu yang memaksakan kehangatan sederhana disetiap hembusmu, yang
sebenar-benarnya adalah hangatmu telah merasuk jauh dihelaku.Membuat
temperaturku naik 10°untuk memastikan bahwa aku terbebas dari hipnotismu. Lalu aku
akan terlari-lari kecil yang kuanggap aku telah jauh darimu,tetapi sebenarnya
aku hanya berdiri ditempatku untuk menerima tawa innocent darimu.Itulah angin
jenis kegilaan yang mencoba membuat gila pada aku yang gila.Angin gila yang
selalu memberiku kelegaan tak terhingga karena kehangatannya. Angin gila yang
selalu tersenyum karena kebodohannya. Angin gila yang bekerja keras membuat
suatu keterpikatan untuk aku yang sudah jauh terpikat padanya. Begitulah angin
gila yang selalu berada pada siklus helaku. Kutegaskan aku menggilaimu. Terima kasih
angin musim hangatku.
September 24, 2013
harusnya!!!
yang disetiap langkahnya tercermin sebuah
keteguhan
yang dalam rautnya tersimpan ribuan nada-nada
kebijakan
menjanjikan sebuah keyakinan bahwa “aku akan
membimbingmu”, kasih sayang yang melimpah ditengah kesederhanaan indah yang
pernah terungkap. Tantangan demi tantangan penuh kepercayaan namun tenang.
Langkah-langkah yang tertatih sebab ketulusannya tak terhingga. Akan
membangkitkan kekaguman yang tak pernah pudar. Bukankah begitu?
Bukan seseorang yang rapuh, bukan yang menyerah
karena kesendirian. Namun akan tetap tegar dan melakukan yang terbaik. Bukan
nafas yang sama dengan nafas lainnya. Bukan nafas yang menginginkan kebahagiaan
begitu saja seperti lainnya, tetapi dalam setiap usahanya adalah kebahagiaan.
Harusnya!!!
Itu akan tetap sama hingga zona kehilangannya. Aku
akan tetap melihat deskripsi indah layaknya malaikat. Masih di sini untuk
membuktikan untukmu yang sedang melemah.
~ ALI WAFA~
~ 16 APRIL 1993 ~
September 04, 2013
Kesederhanaan yang sempurna
Bagaimana
sebuah kesederhanaan menjadi titik tenang pada kepenatan untuk menjalani
kehidupan? Jawaban yang selalu membuat kelegaan muncul tanpa syarat dan
mengagumkan.
Tak terlepas
untuk satu napas yang kini sedang meraih penataan sederhana untuk tujuan yang
sederhana pula. Satu napas yang tertatih memilih agar tak melukai, satu napas
yang berulang terjatuh untuk menentukan dan menemukan, satu napas sederhana
yang mengharap kesederhanaan. Napas lembut nun jauh dan senantiasa terengah
selayaknya napas-napas lain. Tetapi tak mudah menyerah dan masih berusaha. Masih
dalam kesederhanaan yang sempurna. Memindai waktu yang sedang ia rangkai untuk
setoreh kata yang sederhana. Kebahagiaan. Kembali lagi kebahagiaan yang
sederhana. Setapak demi setapak atmosfer kegilaan yang mengiringi kesederhanaan
itu akan membuat napas itu semakin panjang, semakin matang, semakin lantang.
Menjalankan
saraf-saraf lemah untuk sesuatu yang diperuntukkan untuk dijalankan. Sedikit memaksa,
namun saraf itu berada dalam keikhlasan yang luar biasa. Membuat setiap bagian
merasa puas dengan kadar pekerjaannya. Kembali untuk kesederhanaan-Nya yang tak
terhingga.
Namun napas
ini akan terengah lebih dari biasanya suatu saat. Ketika itulah membutuhkan
hembusan lembut yang kusebut kasih sayang, kasih sayang sederhana dari yang
lebih sederhana untuk menyatu dalam kesederhanaan yang sempurna.
Juli 26, 2013
:)
Hubungan ini bukan
hanya sekedar pertemuan, pernyataan, perpisahan. Namun aku mengatakan dari
awal, aku tidak pernah butuh untuk disayangi lebih dari yang lain. Sayangi aku
sebagaimana komitmenmu. Menyakitiku kuakui sudah terjadi. Aku takkan pernah
berubah menjadi wanita kuat seperti yang seharusnya. Aku lemah. Aku bodoh
pastinya. Membuatku terlalu berharap dan semuanya hanya “membosankan”. Itu sungguh
lucu dan keren kurasa. Sepertinya aku tak perlu belajar menghadapi yang ini. Yang
sangat berharga saja sudah kulewati, yang ini tak lebih dari yang terindah, oh
malah tak dapat menempati salah satu di album hatiku. Kepercayaan yang
seharusnya ada karena telah kau bangun terlalu lama telah menghancurkan
segalanya. Terima kasih untuk segalanya. :)
Juli 18, 2013
"Cinta"
Setiap lembaran yang mungkin
terciptakan rapi bagi serpihan kelu seperti kita, adalah cinta dijauh
ingin-Nya.
Bagianku sengaja kutata dengan tulus
untukmu karena aku ingin berbagi lirihan dan kekaguman yang senantiasa
mengiringiku. Lalu bagianmu adalah seperti permata mini satu-satunya sebagai
kekayaan yang dewata cipta sebagai bentuk penghargaan atas kelelahanku. Bukan untuk
melihatmu bertumpu karena aku disisimu. Karena keinginanku yang sederhana ini,
tak mampu jika harus melihatmu menerka bahwa akulah permata itu. Aku bersamamu
untuk sesuatu yang lebih sederhana dari keinginanku. Melelah dan meletih bersama
untuk mencipta permata mini berukir “milik kita” adalah
sesuatu yang lebih sederhana simbol sakral komitmen kita.
Hingga nanti kita akan menyebutkan
kata indah yang seharusnya telah terucap sejak mataku berada dimatamu yaitu “Cinta”.
~Zh’e~
Langganan:
Postingan (Atom)